Rabu, 17 Juni 2009

Artikel

BERCEMIN PADA SOSOK
PENDIRI MUHAMMADIYAH
Oleh Imam Nurdin*)


KHA. Dahlam, sebagai pendiri Muhammadiyah selagi hayat telah meletakan dasar-dasar pemikiran tentang kehidupan manusia yang baik. Untuk hidup baik maka manusia harus melakukan dua hal Pertama manusia harus selalu berpedoman pada Al Qur’an dan Sunah Rassul. Kedua manausia harus selalu menggunkan akal pikiran sesuai jiwa ajaran Islam. KHA. Dahlan adalah hamba Allah yang memiliki kualitas tinggi, terlihat dari beberapa elemen, iman, amal shalih dan ilmu.
Pertama iman, beliau beriman secara benar, teguh dan kokoh. Imannya yang benar merupakan penentu (barometer) nilai hidupnya.Iman yang benar bertumpu pada keyakinan tauhid, mengeskan Allah. Imannya yang benar pula yang mendorong untuk berbuat banyak dalam hidupnya menuju ridha Allah. Kedua amal shalih (amal baik), merupakan manifestasi dari iman yang benar. Amal shalihnya tidak dalam satu dimensi, tapi dalam multidimensi. Ketiga ilmu, untuk dapat merealisasikan amal shalih yang multidimensi itu, ilmu pengetahuan mutlak diperlukan sebagai sarananya.
KHA. Dahlan adalah sosok manusia yang amal ilmiyah dan berilmu amaliyah. Beliau merupakan gambaran manusia peneladan Rasulullah SAW, persyarikatan yang didirikan dengan nama Muhammadiyah, beliau berharap agar siapa saja yang berada dalam Muhammadiyah benar-benar menjadi pengikut Muhammad nabi dan rasul terakhir dan menjadikannya sebagai uswah hasanah. Karena itu, kita dapat memahami, jika beliau mengingatkan kepada para pemimpin antara lain agar suka menambah ilmu dan dalam memimpin tidak berpikir sempit. Belaiu juga mengingatkan hendaknya para pemimpin harus terjun ke tengah masyarakat dan memberi contoh yang baik, dapat mengendalikan nafsu dan memperhatikan kesejahteraan umat manusia pada umumnya.
Para pengganti dan penerus KHA. Dahlan dari masa ke masa terus mngembangkan ide-ide dan pemikirannya untuk makin menyempurnakan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid (pembaharuan). Dalam setiap Muktamar selalu muncul pikiran-pikiran dan pandangan-pandangan baru yang disebabkan munculnya tantangan dan permasalahan yang baru pula. Adanya majelis-majelis dan amal usaha baru pada setiap periode merupakan jawaban atas tantangan yang ada. Oleh karena itu pemikiran-pemikiran Muhammadiyah merupakan upaya untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan gerak amal dan dakwanya.
Maka Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) merupakan sebuah alat (AUM) yang diharapkan sebagai salah satu solusi ditengah hegemoni ekenomi kapiltalis. BTM merupakan salah satu ijtihad di bidang ekonomi, maka setiap langkah dan gerak BTM tidak lepas dari landasan Al Qur’an dan Sunnah, dan itu juga yang menjadi landasan Muhammadiyah dalam berpijak.
Perkembangan tiap-tiap BTM yang cukup signifikan dalam mendorong perputaran roda ekonomi merupakan suatu icon tersendiri bagi Muhammadiyah dalam memberdayakan masyarakat. BTM di Pekalongan bahkan menjadi barometer bagi BTM yang di naungi atau mendapat rekomenadasi oleh PP Muhammadiyah. Apakah BTM yang kita besarkan dan kita cintai ini sudah menjalankan amanat besar dari pemiliknya ( Muhammadiyah) yaitu sebagai sarana dakwah di bidang ekonomi atau justru kita larut dalam hegemoni ekonomi kapitalis, inilah sebuah pertanyaan besar yang harus kita pecahkan besar?.
Memang di saat ekonomi dunia sedang carut marut, ternyata ekonomi yang jalankan dengan prinsip syariah (lembaga keuangan syariah) tidak terlalu kena dampaknya. Lalu, apakah dengan kita cukup bangga dengan keadaan ini. Misi besar BTM adalah pemberdayaan, sejauhmana pemberdayaan itu sudah terlaksana. Pemberdayaan tidak sekedar memberikan kail kepada masyarakat tetapi bagaimana cara kita mengail itu juga harus kita berikan contoh, termasuk memberdayakan warga ”Muhammadiyah” di dalamnya. Sudah saatnya BTM memberi andil (kue) yang besar pada Muhammadiyah, baik dalam hal input sekaligus outputnya kepada masyarakat. BTM besar maka kita harapkan jamaah dan jam’iyyah Muhammadiyah juga akan besar, inilah bagian dari model gerakan jamaah dan dakwah jamaah (GJDJ). Sejauhmana konsep dakwah Muhammadiyah ini di praktekan oleh pengelola BTM
BTM harus memprakarsai pemberdayaan (khususnya) warga Muhammadiyah, sebagian hasil usahanya harus di investasikan untuk pemgembangan SDM baik karyawannya maupun warga Muhammadiyah yang memang layak, misalnya kita beri bea siswa kepada kader yang punya prestasi. Kalau semua BTM di Pekalongan dan sekitarnya dapat menjalankan program semacam ini, maka 5 atau 10 tahun ke depan kita tidak kekurangan kader yang akan mengisi persyarikatan yang kita cintai ini. Ingat pesan KHA Dahlan, Muhammadiyah dulu dan sekarang berbeda maka sudah saatnya pengelola AUM (BTM) memberi kontribusi kepada induk organisasinya, kader-kader yang memiliki sosok manusia yang amal ilmiyah dan berilmu amaliyah. Semua tergantung pada kita. !!!!!!
*) Pimpinan BTM Kajen & Penggiat Kajian Fastabiq Kab. Pekalongan

6 komentar:

  1. Oks! pasang artikel terbaru lainnya... Tq

    BalasHapus
  2. aduh ketemunya blog ini sungguh tak sengaja lho. menurut sms sdr manajer, blog btm kajen itu,.. btmkajen.blogspot.com eiiihhhh ketemunya kok kjks btm kajen. yang salah yang mana ini

    Gus AR

    BalasHapus
  3. selamat berdigital
    www.faridakhwan.net

    BalasHapus
  4. Saran....domain-nya jangan gratisan utk jaga kredibilitas KJKS.Beli ditoko Musda.

    BalasHapus
  5. http://okefarid.wordpress.com/2009/06/29/ketika-nu-muhammadiyah-bersatu/

    BalasHapus

VISI MISI KSPPS Baitut Tamwil Muhamka

VISI Terwujudnya Lembaga Keuangan Syariah yang Unggul dan Berkualitas MISI 1. Melaksanakan dakwah Bil Hal dalam Muamalah Ekonomi Syariah- k...