Kamis, 17 Desember 2009

SELAMAT TAHUN BARU 1 MUHARAM 1431 H


Segenap Pengurus & Pengelola BTM Kajen mengucapkan "SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH 1431 H" Semoga merupakan tahun-tahun kemenangan & kematangan menuju PERADABAN YANG UTAMA.







Selasa, 15 Desember 2009

Senin, 14 Desember 2009

Support System BTM

Terus maju dan bergerak mewujudkan BTM berkualitas, berkembang, bersinergy, dan Bersama untuk Indonesia....



Kamis, 10 Desember 2009

Muhammadiyah Bentuk Inkopsyah




JAKARTA--Sinergi untuk menyatukan Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) tercakup dalam rencana pembentukan Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah). Majelis Ekonomi Muhammadiyah pun memutuskan untuk membentuk Inkopsyah dalam rapat koordinasi dengan BTM. Ketua Majelis Ekonomi Muhammadiyah, Anwar Abbas, mengatakan sektor yang terdapat di Muhammadiyah baik di sektor pendidikan, kesehatan dan keuangan mikro belum tersinergi dengan kuat. "Kita harus sinergikan unit bisnis rumah sakit, usaha kecil dan menengah dan pendidikan dan mengeloalnya sebagai bagian dari korporasi Muhammadiyah," kata Anwar dalam rapat pendirian Inkopsyah BTM di Gedung Muhammadiyah, Selasa (8/12). Ia menambahkan, dengan hadirnya Inkopsyah akan mempermudah dalam bekerjasama dengan perbankan. Inkopsyah BTM juga menjadi lembaga strategis untuk mengembangkan lembaga keuangan mikro Muhammadiyah yang dikelola secara profesional. Perwakilan Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Rudi Faisal, menyambut baik pendirian Inkopsyah BTM tersebut. Ia menuturkan Inkopsyah tersebut nantinya juga bisa bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kemenegkop dalam hal pembiayaan. Usaha mikro Indonesia yang mencapai 51 juta, jelas dia, menjadi peluang bagi BTM untuk turut serta membantu dalam permodalan usaha mikro. Pasalnya bank umum atau bank perkreditan rakyat belum tentu dapat menjangkau masyarakat hingga ke pelosok. "Untuk penyaluran pun tak menutup kemungkinan BTM ini dapat menjangkau tidak hanya masyarakat Muhammadiyah tetapi juga seluruh rakyat indonesia," ujar Rudi. Selain itu, tambahnya, Muhammadiyah pun setidaknya dapat membentuk suatu lembaga pendidikan dan pelatihan usaha kecil, mikro, dan koperasi untuk dapat melatih usaha-usaha masyarakat. "Muhammadiyah juga kuat di sektor pendidikan. Coba ada juga lembaga diklat untuk UKM dan ada sertifikasinya dimana nantinya juga disediakan tenaga pendamping. Hal itu akan membantu pula pengembangan keuangan mikro di Indonesia," kata Rudi. gie/taq

MEETING AKHIR TAHUN 2009



Potret staff dan pimpinan BTM Kajen dalam acara Meeting akhir tahun di Kulu Asri Karang Anyar, pada hari Sabtu tanggal 5 Desember 2009.


Tampak serius dalam memperdengarkan dan memperhatikan paparan untuk planning program kerja 2010.


Sambil menikmati gurame bakar dan pepesnya,,,, ueihhh enak'e pooorrrr..... Tetap semangat mengusung rencana di th 2010.
Foto tengah "tuh kandidat manajer pusat BTM Jateng" he he he tinggal nunggu SK,




Senin, 30 November 2009

BAKTI SOSIAL BTM



Antrean sembako dalam rangka milad ke-10 BTM Kajen...
Ahad, 29 Nopember 2009/ 12 Dzulhijah 1430 H


UPACARA MILAD 1 ABAD MUHAMMADIYAH & 10 TAHUN BTM


Upacara MILAD MUHAMMADIYAH 1 ABAD & 10 TAHUN BTM
Rabu, 08 Dzulhijah 1430 H bertepatan dengan 25 Nopember 2009

DI KAMPUS I MUHAMMADIYAH KAJEN

Senin, 23 November 2009

DASAWARSA BTM KAJEN


Selayang Pandang
Berdirinya BTM Kajen dilatarbekangi oleh keinginan Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Kajen, guna menghindari hal-hal yang bersifat subhat dalam kegiatan muamalahnya serta untuk memperoleh kesejahteraan lahir dan bathin sesuai dengan prinsip-prinsip dan perintah agama.
Melalui Surat Keputusan Yayasan Baitul Maal Muhammadiyah Jakarta No: 23/SKY/YBMM/BTM/X/1999 tanggal 12 Oktober 1999 dan pada tanggal 28 Nopember 1999 bertepatan dengan 20 Sya’ban 1420 H BTM Kajen diresmikan dan mulai beroperasi 1 Desember 1999.
Sepuluh tahun sudah kini BTM terus beroperasi dan meningkatkan kinerjanya yang diimbangi dengan kekuatan hukum yaitu KSP (Koperasi Simpan Pinjam) dengan BH : 160/BH/KDK.5.X/2001. Dan sejak tanggal 25 Mei 2009 telah berubah badan hukum menjadi KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah) dengan nomor : 518/05/160.a/BH/PAD/XIV.35/V/2009.
Adapun Visi dan Maksud Tujuan dibentuknya BTM Kajen adalah :
VISI
“ Membangun Profesionalisme dan Kemandirian Ekonomi Umat”

Maksud & Tujuan
Maksud dan Tujuan didirikannya BTM Kajen
1. Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
2. Membimbing masyarakat ke arah perbaikan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya.
3. Menggerakkan dan menghidupseburkan amal tolong menolong dalam bidang ekonomi kerakyatan
4. Memberdayakan perekonomian umat Islam

SUKSES MUKTAMAR 1 ABAD MUHAMMADIYAH


Nyok suskeskan muktamar 1 abad Muhammadiyah




Selasa, 17 November 2009

PEMBAHARUAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH

Perkembangan gerakan Muhammadiyah saat ini secara fisik dan kuantitatif sudah menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. Secara organisatoris struktur organisasi Muhammadiyah telah tersebar di hampir seluruh penjuru tanah air, bahkan belakangan mulai marak perkembangannya di manca negara dalam bentuk Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM). Dari sisi amal usaha perkembangannya juga tidak kalah menggembirakan. Meskipun banyak sekolah Muhammadiyah yang tutup, tetapi pertumbuhan amal usaha di berbagai bidang terutama di bidang pendidikan dan kesehatan terus mengalami peningkatan. Bahkan sidang tanwir Muhammadiyah tahun 2009 yang berlangsung di Bandar Lampung pada bulan Maret yang lalu mencatat banyaknya keinginan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah untuk mendirikan perguruan tinggi di tempat masing-masing. Munculnya semangat untuk mendirikan amal usaha ini disatu sisi merupakan sebuah fenomena yang menggembirakan, tetapi disisi lain juga memprihatinkan. Hal ini terjadi karena meskipun secara kuantitatif gerakan Muhammadiyah mengalami pertumbuhan yang terus meningkat, tetapi banyak pihak yang menilai ruh gerakan Muhammadiyah justru nampak semakin memudar. Amal usaha yang pada awalnya didirikan dengan orientasi kemanusiaan untuk menolong kesengsaraan umum sekarang lebih cenderung berorientasi material dan finansial. Kemandirian yang dulu menjadi ciri utama lembaga-lembaga yang didirikan oleh Muhammadiyah sekarang juga nampak mulai melemah. Sehingga kemudian muncul anekdot yang menyatakan bahwa saat ini amal usaha Muhammadiyah telah kehilangan “amalnya,” yang menonjol hanya “usahanya” saja.

Stagnasi Gerakan Tajdid Muhammadiyah
Muhammadiyah memandang tajdid sebagai salah satu watak dari ajaran Islam. Tajdid dalam pandangan Muhammadiyah memiliki dua dimensi, yaitu dimensi pemurnian (purifikasi) dan dimensi peningkatan, pengembangan, modernisasi atau yang semakna dengan itu (dinamisasi). Dalam arti “pemurnian” tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran Islam yang berdasarkan dan bersumber kepada Al-Qu’ran dan As- Sunnah Ash-Shahihah sedangkan dalam pengertian “peningkatan atau pengembangan” tajdid dimaksudkan sebagai penafsiran, pengamalan dan perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah[1].
Beberapa tahun belakangan ini kritik maupun otokritik mengenai stagnasi gerakan tajdid Muhammadiyah berhembus semakin kencang. Suara-suara kritis tersebut hampir senada menyatakan bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammadiyah selama hampir satu abad ini telah mengalami stagnasi dan belum beranjak dari ide-ide besar KH Ahmad Dahlan. Gagasan-gagasan seperti pelurusan arah kiblat, shalat hari raya di lapangan terbuka, khutbah jum’at dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang dirintis oleh generasi awal Muhammadiyah dan tercatat dalam keputusan-keputusan permusyawaratan di awal berdirinya Muhammadiyah, saat ini sudah dianggap suatu hal yang biasa.[2] Gagasan pendirian sekolah Islam modern, rumah sakit, rumah miskin danrumah yatim yang dulu dikecam, dicemooh dan menjadi bahan tertawaan, sekarang sudah banyak diikuti dan diteruskan dengan lebih baik oleh organisasi-organisasi Islam lain.[3]
Pertanyaannya kemudian apakah ini merupakan sinyal bahwa tugas pembaharuan Muhammadiyah sudah selesai dan selanjutnya akan digantikan oleh organisasi lain? Ataukah Muhammadiyah masih bisa menunjukkan jati diri sebagai gerakan tajdid setelah melewati siklus 100 tahun dari awal kelahirannya? Tentu ini pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab. Jawabannya terletak pada kemampuan Muhammadiyah untuk memunculkan gagasan-gagasan pembaharuan jilid kedua yang bukan hanya melampaui gagasan KH Ahmad Dahlan tetapi juga mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi umat manusia saat ini dan di masa yang akan datang.

Revitalisasi Gerakan Tajdid Muhammadiyah
Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H.M. Amien Rais, dalam berbagai kesempatan seringkali mengemukakan bahwa prinsip dari gerakan Muhammadiyah yang harus senantiasa kita kembangkan dan kita pelihara adalah semangat kepeloporan (pioneering spirit) yang telah dimulai oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan sangat berani dan cerdas. Untuk itu arah gerakan tajdid (pembaharuan) dalam tubuh Muhammadiyah harus bersifat antisipatif dan berorientasi masa depan (future oriented) dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, umat Islam dan masyarakat dunia secara lebih luas.[4]
Semangat kepeloporan tersebut tentunya tidak boleh berhenti pada inovasi yang telah dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan sejak awal abad ke-20, tetapi harus nampak dan terus menyala sepanjang zaman dalam setiap aktivitas persyarikatan. Gerakan tajdid yang berdimensi purifikasi dan dinamisasi harus diaktualisasikan secara lebih nyata dan relevan dalam usaha memberikan solusi bagi persoalan yang dihadapi umat manusia di berbagai belahan dunia saat ini untuk membuktikan hakikat Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Gerakan pemurnian yang dibutuhkan saat ini adalah meluruskan kembali niat pendirian amal usaha - amal usaha Muhammadiyah dengan mengembalikan kepada semangat awal pembelaan kaum miskin dan terbelakang yang didukung oleh dua daya gerak kerja kemanusiaan, yaitu altruisme (mengutamakan kesejahteraan/kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri) dan volunterisme (tindakan sukarela yang dilakukan berdasarkan pilihan dan tidak mencari keuntungan finansial).[5]
KH Ahmad Dahlan adalah seorang altruis dan relawan (volunteer) sejati. Bahkan dengan gagasan PKO-nya (Penolong Kesengsaraan Oemoem) beliau dapat digolongkan sebagai seorang altruis inklusif yang melakukan gerakan kemanusiaan kepada siapa saja tanpa batasan primordial sebagai aktualisasi dari semangat rahmatan lil alamin. Sedangkan dimensi peningkatan atau pengembangan dapat diwujudkan dengan mengembangkan perguruan tinggi Muhammadiyah sebagai pusat keunggulan (center of excellence) gerakan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kajian-kajian serius dan mendalam terhadap ayat-ayat semesta sebagaimana yang sudah didiskusikan dalam kajian putaran pertama beberapa waktu yang lalu.[6]
Semakin banyaknya kader-kader Muhammadiyah yang telah maupun sedang menuntut ilmu di berbagai negara yang saat ini menjadi pusat keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa optimisme bagi masa depan gerakan tajdid Muhammadiyah jika potensi yang dimiliki oleh kader-kader tersebut dapat dioptimalkan oleh Muhammadiyah. Jika revitalisasi gerakan tajdid pada dua dimensi tersebut diatas (purifikasi dan dinamisasi) dapat diwujudkan oleh Muhammadiyah, maka pada periode 100 tahun kedua yang akan datang, persyarikatan Muhammadiyah akan terlahir kembali menjadi sebuah gerakan kemanusiaan dan ilmu pengetahuan yang disegani dan diperhitungkan tidak hanya pada level nasional tetapi juga pada level internasional.
[1] Tanfid Keputusan Munas Tarjih Muhammadiyah XXII yang dimuat dalam Berita Resmi uhammadiyah
Nomor khusus Thn 1990
[2] Dokumentasi keputusan-keputusan permusyawaratan tersebut dapat dilihat dalam buku 95 Tahun
langkah Perjuangan Muhammadiyah; Himpunan Keputusan Muktamar yang disalin oleh H. Mh.
Djaldan Badawi dan diterbitkan oleh Lembaga Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah
[3] Kisah mengenai bagaimana ide pendirian rumah sakit, rumah miskin dan rumah yatim yang menjadi
bahan tertawaan dapat dibaca dalam buku Cerita tentang Kiyai Haji Ahmad Dahlan; Catatan Haji
Muhammad Syoedja’ yang ditulis oleh seorang murid langsung KH Ahmad Dahlan yang bernama Haji
Muhammad Syoedja.’
[4] Butir-butir pemikiran Prof. Dr. H.M. Amen Rais tersebut dapat dilihat dalam buku Visi dan Misi
Muhammadiyah yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah tahin 2004.

[5] Ulasan lebih lanjut mengenai altruisme dan volunterisme tersebut dapat dibaca dalam artikel Kerja-kerja kemanusiaan: Agenda yang telah dilupakan Muhammadiyah yang ditulis oleh Samsu Rizal Panggabean dalam Jurnal Tanwir terbitan Pusat Studi Agama dan Peradaban, volume 4, nomor 1 Juni 2005
[6] Lihat kembali makalah Karakteristik Pemikiran Islam KH Ahmad Dahlan yang ditulis oleh Drs. H. Ari
Anshori, MA. dan disampaikan pada Kajian Ideologi Muhammadiyah Putaran I tanggal 29Maret 2009.
(Muhammadiyah.or.id)

Selasa, 21 Juli 2009

PELATIHAN SUKSES MULIA PIMPINAN DAN KARYAWAN

BTM se Jawa Tengah


Dalam rangka meningkatkan kinerja pengelola Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah (KJKS BTM), Pusat BTM Pekalongan Jawa Tengah selama 2 hari dari 18 – 19 Juli 2009 bertempat di Bandungan Semarang mengadakan pelatihan Sukses Mulia bekerja sama dengan Kubik Leadership Jakarta. Dalam pembukaannya Drs H. Rissa Sumarstyanto, M.Pd, dari PDM Kabupaten Pekalongan, mengharapkan bahwa kesuksesan Amal Usaha Muhammadiyah jangan sampai meninggalkan akarnya yaitu Persyarikatan Muhammadiyah. Pertumbuhan BTM yang makin besar diharapakan diimbangi jiwa amanah para pengelolanya, karena AUM pada dasarnya alat dakwah Muhammadiyah untuk mewujudkan cita-cita Muhammadiyah
Pelatihan yang dibagi dalam 2 bagian, dengan Bagian I, Penilaian Kesehatan Lembaga Keauangan Syariah yang diisi oleh Drs. H. Achmad Sakhowi, ME kemudian sessi II Filosofi Pengelolan Amal Usaha Muhammadiyah oleh DR. Haedar Nashir dari PP Muhammadiyah. Dan sessi terakhir Tim Kubik memotivasi pengelola BTM dengan Sukses Mulia dengan Energi Positif (EPOS) . Dengan adanya pelatihan ini diharapkan para pengelola BTM yang notabene lembaga keaungan syariah mikro dapat meningkatkan pelayanan pada para anggota dan masyarakat pada umumnya, sehingga kepuasan para anggota maupun masyarakat meningkat. Dan BTM dapat tumbuh menjadi LKM Syariah yang dipercaya masyarakat.

Senin, 29 Juni 2009

BTM Mensponsori kegiatan Pemuda Muhammadiyah

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan komitemen kader Angkatan Muda Muhammadiyah Kab. Pekalongan. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kab. Pekalongan mengadakan perkaderan kolaboratif antara parkaderan indoor berupa Melati Muda, serta Diklat SAR (outdoor) selama 3 hari, mulai Juma't- Ahad 26 - 28 Juni 2009 bertempat di Desa Donowangun Talun kegiatan ini bertema" Meningkatkan Peran Kader Pemuda Muhammadiyah sebagai kader Persyarikatan maupun kader Umat/bangsa. Instruksi dari kegiatan ini adalah Tim Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah yang komandani DR (cand) Wahyudi, M.Pd. Peningkatan peran kader memeng sangat dinanti, di mana pada saat ini krisis identitas sedang melanda angkatan muda. Sehingga diharapkan komitment dari kader Pemuda Muhammadiyah sangat dinanti perannya dalam mengentaskan pengaruh negatif yang menerpa generasi muda. Di masa mendatang generasi muda khususnya Pemuda Muhammadiyah tidak terjebak pada mentalitas pinggiran, karena dengan mentalitas pinggiran bisa jadi kita hanya akan melihat Pemuda Muhammadiyah hanya sebagai fosil sejarah, tentu kita tidak ingin hal ini terjadi demikian sambutan Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kab. Pekalongan pada acara pembukaan. Pada kesepatan itu Drs Rissa Sumarstyato mewakili PDM sekaligus sebagai pembina AMM dan KOKAM menegaskan saatnya AMM berperan dalam kemajuan AUM yang sekarang banyak di huni oleh orang-orang yang kadar kekaderannya sangat memprihatinkan. Kegiatan ini diikuti oleh 76 pesat dari semua cabang ditambah 5 peserta dari Pemalang demikiat di katakan ketua panitia Erfayanto Alwulidy. Kegiatan Melati Muda dan DIKLAT SAR ini turut disponsori oleh Pusat BTM Wiradesa, BTM Kajen, BTM Karanganyar, BTM Talun, BTM Kedungwuni dan beberapa sponsor lain.

Jumat, 19 Juni 2009

Ekonomi Syari'ah

Ciri khas ekonomi syariah
Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al Qur'an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Qur'an dan Sunnah banyak sekali membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi[5]. Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan diatas, ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:
Kesatuan (unity)
Keseimbangan (equilibrium)
Kebebasan (free will)
Tanggungjawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi[2]. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti "kelebihan"[6]. Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 275[7] disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil) riba[8] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[9]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...

Rabu, 17 Juni 2009

Artikel

BERCEMIN PADA SOSOK
PENDIRI MUHAMMADIYAH
Oleh Imam Nurdin*)


KHA. Dahlam, sebagai pendiri Muhammadiyah selagi hayat telah meletakan dasar-dasar pemikiran tentang kehidupan manusia yang baik. Untuk hidup baik maka manusia harus melakukan dua hal Pertama manusia harus selalu berpedoman pada Al Qur’an dan Sunah Rassul. Kedua manausia harus selalu menggunkan akal pikiran sesuai jiwa ajaran Islam. KHA. Dahlan adalah hamba Allah yang memiliki kualitas tinggi, terlihat dari beberapa elemen, iman, amal shalih dan ilmu.
Pertama iman, beliau beriman secara benar, teguh dan kokoh. Imannya yang benar merupakan penentu (barometer) nilai hidupnya.Iman yang benar bertumpu pada keyakinan tauhid, mengeskan Allah. Imannya yang benar pula yang mendorong untuk berbuat banyak dalam hidupnya menuju ridha Allah. Kedua amal shalih (amal baik), merupakan manifestasi dari iman yang benar. Amal shalihnya tidak dalam satu dimensi, tapi dalam multidimensi. Ketiga ilmu, untuk dapat merealisasikan amal shalih yang multidimensi itu, ilmu pengetahuan mutlak diperlukan sebagai sarananya.
KHA. Dahlan adalah sosok manusia yang amal ilmiyah dan berilmu amaliyah. Beliau merupakan gambaran manusia peneladan Rasulullah SAW, persyarikatan yang didirikan dengan nama Muhammadiyah, beliau berharap agar siapa saja yang berada dalam Muhammadiyah benar-benar menjadi pengikut Muhammad nabi dan rasul terakhir dan menjadikannya sebagai uswah hasanah. Karena itu, kita dapat memahami, jika beliau mengingatkan kepada para pemimpin antara lain agar suka menambah ilmu dan dalam memimpin tidak berpikir sempit. Belaiu juga mengingatkan hendaknya para pemimpin harus terjun ke tengah masyarakat dan memberi contoh yang baik, dapat mengendalikan nafsu dan memperhatikan kesejahteraan umat manusia pada umumnya.
Para pengganti dan penerus KHA. Dahlan dari masa ke masa terus mngembangkan ide-ide dan pemikirannya untuk makin menyempurnakan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid (pembaharuan). Dalam setiap Muktamar selalu muncul pikiran-pikiran dan pandangan-pandangan baru yang disebabkan munculnya tantangan dan permasalahan yang baru pula. Adanya majelis-majelis dan amal usaha baru pada setiap periode merupakan jawaban atas tantangan yang ada. Oleh karena itu pemikiran-pemikiran Muhammadiyah merupakan upaya untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan gerak amal dan dakwanya.
Maka Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) merupakan sebuah alat (AUM) yang diharapkan sebagai salah satu solusi ditengah hegemoni ekenomi kapiltalis. BTM merupakan salah satu ijtihad di bidang ekonomi, maka setiap langkah dan gerak BTM tidak lepas dari landasan Al Qur’an dan Sunnah, dan itu juga yang menjadi landasan Muhammadiyah dalam berpijak.
Perkembangan tiap-tiap BTM yang cukup signifikan dalam mendorong perputaran roda ekonomi merupakan suatu icon tersendiri bagi Muhammadiyah dalam memberdayakan masyarakat. BTM di Pekalongan bahkan menjadi barometer bagi BTM yang di naungi atau mendapat rekomenadasi oleh PP Muhammadiyah. Apakah BTM yang kita besarkan dan kita cintai ini sudah menjalankan amanat besar dari pemiliknya ( Muhammadiyah) yaitu sebagai sarana dakwah di bidang ekonomi atau justru kita larut dalam hegemoni ekonomi kapitalis, inilah sebuah pertanyaan besar yang harus kita pecahkan besar?.
Memang di saat ekonomi dunia sedang carut marut, ternyata ekonomi yang jalankan dengan prinsip syariah (lembaga keuangan syariah) tidak terlalu kena dampaknya. Lalu, apakah dengan kita cukup bangga dengan keadaan ini. Misi besar BTM adalah pemberdayaan, sejauhmana pemberdayaan itu sudah terlaksana. Pemberdayaan tidak sekedar memberikan kail kepada masyarakat tetapi bagaimana cara kita mengail itu juga harus kita berikan contoh, termasuk memberdayakan warga ”Muhammadiyah” di dalamnya. Sudah saatnya BTM memberi andil (kue) yang besar pada Muhammadiyah, baik dalam hal input sekaligus outputnya kepada masyarakat. BTM besar maka kita harapkan jamaah dan jam’iyyah Muhammadiyah juga akan besar, inilah bagian dari model gerakan jamaah dan dakwah jamaah (GJDJ). Sejauhmana konsep dakwah Muhammadiyah ini di praktekan oleh pengelola BTM
BTM harus memprakarsai pemberdayaan (khususnya) warga Muhammadiyah, sebagian hasil usahanya harus di investasikan untuk pemgembangan SDM baik karyawannya maupun warga Muhammadiyah yang memang layak, misalnya kita beri bea siswa kepada kader yang punya prestasi. Kalau semua BTM di Pekalongan dan sekitarnya dapat menjalankan program semacam ini, maka 5 atau 10 tahun ke depan kita tidak kekurangan kader yang akan mengisi persyarikatan yang kita cintai ini. Ingat pesan KHA Dahlan, Muhammadiyah dulu dan sekarang berbeda maka sudah saatnya pengelola AUM (BTM) memberi kontribusi kepada induk organisasinya, kader-kader yang memiliki sosok manusia yang amal ilmiyah dan berilmu amaliyah. Semua tergantung pada kita. !!!!!!
*) Pimpinan BTM Kajen & Penggiat Kajian Fastabiq Kab. Pekalongan

VISI MISI KSPPS Baitut Tamwil Muhamka

VISI Terwujudnya Lembaga Keuangan Syariah yang Unggul dan Berkualitas MISI 1. Melaksanakan dakwah Bil Hal dalam Muamalah Ekonomi Syariah- k...